Tuesday, October 13, 2009

Mini Cerpen

in the name of Allah The Most Beneficent The Most Merciful

Ketika semua harus berakhir
Ketika peluhku tak lagi berarti
Kau memilih tuk akhiri kisah ini
Kau hempaskan aku tak berdaya
Telah kuberikan yang mampu kuberi
Namun tak jua puaskan hatimu
Kau memilih tuk akhiri kisah ini
Kau hempaskan aku tak berdaya
Aku takkan pernah jadi sempurna
Seperti yang kau pinta
Aku takkan bisa meski tlah kucoba
Kau memilih tuk akhiri kisah ini
Kau hempaskan aku tak berdaya
Aku takkan pernah jadi sempurna
Seperti yang kau pinta
Aku takkan bisa meski tlah kucoba
Aku takkan pernah jadi sempurna
Seperti yang kau pinta
Si Gadis terbangkit daripada tidurnya. Dahinya basah peluh bersama degupan jantung yang kencang. Mimpi yang dialaminya tadi seperti benar-benar terjadi. Si Gadis meraup wajahnya. Jelas-jelas dia sendiri kaget dengan apa yang dialaminya di alam separa sedar tadi.

'Ya Allah........kenapa harus aku bermimpi tentangnya lagi?....Sudah terlalu lama aku berusaha menghilang jejak serta bayangannya dari minda ini...apakah yang ingin Kau uji lagi Tuhanku?...' Si Gadis merintih hiba di dalam hati. Perit hatinya kembali lagi. Luka yang hampir tertutup terbuka semula bersama hembusan rindu yang menyakitkan.

Matanya mencari-cari petunjuk jam berapa waktu ketika itu.

Tepat jam 3 pagi. Lantas Si Gadis bangkit daripada pembaringannya. Menuju ke bilik air. Mengambil wudhuk. Cuba mencari ketenangan di sisi Ilahi. Mungkin Allah inginkan Si Gadis supaya dekat selalu denganNya. Mungkin Allah tidak mahu Si Gadis jauh lagi dari sisiNya.

Longlai langkahnya, selemah jiwa dan perasaannya. Di hadapan Rabbul Izzati, hatinya terasa begitu kerdil dan lemah. Hingga suatu saat, jiwa dan hatinya menyatu dalam sendu yang panjang, mengingatkan kekhilafan diri.

Hanya di hadapan Dia, Si Gadis mampu meluahkan segala rasa. Rasa sakit melupakan dan rasa perit merindui bercantum menjadi satu di dalam relung hatinya. Seandainya saja hati ini mampu ditukar, telah lama Si Gadis menukarnya kepada hati plastik. Agar tidak bisa merasai. Agar tidak bisa merasa sakit saat disakiti. Agar tidak merasa terluka saat menerima kata-kata dan perilaku kasar dari insan yang pernah paling dicintai melebihi nyawanya sendiri, Si Jejaka.

No comments:

Post a Comment